Kontak

Thursday, April 9, 2009

Kanker Serviks

Jika Anda mulai mengalami gangguan haid, merasakan nyeri perut bagian bawah atau terjadi pendarahan setelah senggama alias post coitale bleeding, sepertinya Anda perlu waspada.
Segera datangi ahli kandungan untuk mendapatkan pemeriksaan dengan seksama. Antisipasi ini penting karena beberapa penyakit yang berkaitan dengan organ reproduksi perempuan, seperti tumor kandungan ditandai dengan gejala dini tersebut. Jika dibiarkan tentu akan berbahaya.
Sebenarnya apa sih tumor kandungan itu? “semua benjolan tidak normal yang berasal dari organ reproduksi perempuan,” jelas dr Brahmana Askandar, Sp.OG ketika ditemui nyata di RS Onkologi Surabaya. Rabu (26/3).
Organ reproduksi perempuan tak lain adalah rahim, mulut rahim, indung telur kanan dan kiri, organ kemaluan bagian luar.” Organ-organ ini bisa mengalami kelainan yang disebut tumor.”tambah konsultan Onkologi ini.
Meski hanya berupa benjolan perlu diwaspadai. Pasalnya , benjolan (tumor) yang menempel atau berada di organ reproduksi ini ada yang bersifat jinak dan ganas. Jika ganas, maka benjolan itulah yang disebut dengan kanker.

Menurut data tahun 2003/2007dari RSU dr Soetomo Surabaya , kanker bukan urutan pertama dari sepuluh besar penyakit reproduksi perempuan. Tapi kanker termasuk penyakit penyumbang angka kematian tertinggi.
Tingkat kematian pasien mencapai 60 persen karena mareka datang saat telah menderita kanker stadium lanjut.”kata dr Wita saraswati, Sp.OG dari RSU dr Soetomo dan juga RS Darmo Surabaya.
Kanker penyumbang angka kematian terbesar dalam penyakit kandungan, dan termasuk nomor satu di indonesia adalah tak lain adalah kanker serviks (servical cancer). Awam disebut kanker mulut atau kanker leher rahim.
Dahulu, Penderita penyakit ini adalah mereka yang telah berusia 50 tahun ke atas. Tapi ternyata saat ini telah mengalami pergeseran.
Sekarang penderita penyakit ini kebanyakan beerusia 40-50 tahun. Bahkan dalam satu bulan ini ada tiga pasien berusia di bawah 30 tahun.” Ungkap brahmana.
Menurut dr Siti Salima, Sp.OG (Onk) dari Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk. Jakarta Utara, kasus penderita kanker serviks dari tahun ketahun semakin meningkat, setidaknya ada 200 ribu penderita baru kanker serviks setiap tahunnya dengan jumlah kematian mencapai minimal 20 orang perhari di Indonesia. Angka fantastiks bukan?
“Sayangnya dari sekian banyak kasus, sebagian besar terdeteksi setelah mengalami stadium lanjut, sehingga terlambat dan sulit untuk diobati. Tak heran angka kematian akibat penyakit ini pun cukup tinggi,” jelas dr Siti Salima, Sp.OG (Onk) ketika ditemui Nyata.

PENYEBAB UTAMA
Penyebab utama kanker ini tak lain adalah virus HPV (Human papillomavirus). Tipe virus ini sebenarnya banyak.”Tapi jenis yang paling ganas adalah HPV tipe 16 dan 18” jelas Brahmana.
Ternyata virus ini suka menempati sel mulut rahim, ketika mulut rahim mengalami trauma akibat hubungan seksual.
Sebenarnya perubahan kondisi sel dasar mulut rahim yang tidak lagi utuh akibat hubungan seksual merupakan hal yang normal. Tapi ketika sel yang tak lagi utuh itu disusupi HPV 16 dan 18 sehingga mengalami infeksi kronis , ini yang menjadi berbahaya.
“Infeksi HPV, 70 persen diperoleh dari hubungan seksual, 30 persen dari sebab lain sampai sekarang belum diketahui,” jelas Brahmana.
Malah ada yang menyebut penyakit satu ini adalah penyakit hubungan seksual sebab seseorang berisiko terkontaminasi HPV jika telah melakukan hubungan seksual.
“mereka yang melakukan seks bebas mempunyai tingkat resiko tertular HPV yang lebih tinggi,” terangnya.
Tapi bukan berarti single partner tidak berisiko menderita penyakit yang disebabkan oleh virus ini. “tetap ada resiko, meskipun kecil,” tambahnya.
Virus ini membutuhkan waktu 3 sampai 8 tahun untuk mempengaruhi sel mulut rahim normal sehingga berubah wujud menjadi kanker. Virus ini menyebabkan lesi (keadaan jaringan yang abnormal, hingga benjolan-benjolan di mulut rahim .
Kondisi ini bisa menyebabkan rasa tak nyaman dan menekan pada perut, dan keputihan. Benjolan juga menyebabkan pendarahan atau flek darah pasca senggama di luar masa haid, atau (pos collale bleeding).
“kanker pada mulut rahim sifatnya rapuh, sehingga ketika terkena benturan, benjoalan di mulut rahim mesti berdarah ,” ujar dokter bertubuh subur ini.
Gejala lainnya adalah haid tidak normal dari segi volume darah yang keluar, lama masa haid, dan siklus yang tidak teratur. Misalnya sebelum waktunya haid sudah terjadi pendarahan lagi, atau haid yang normalnya 5-7 hari, sampai 14 hari tidak berhenti juga. Hal-hal seperti itu harus diwaspadai.
“mereka menganggapnya gangguan haid biasa. Padahal tidak karena itu lebih baik memeriksakan diri untuk mengetahui penyebabnya.”tegas wita.


PENCEGAHAN
Meski penyakit ini menjadi penyumbang nomor satu angka kematian di bidang penyakit kandungan, bukan berarti keberdannya tidak bisa dicegah dan disembuhkan. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi HPV.
“Idealnya untuk pencegahan. Vaksin ini diberikan pada perempuan yang belum melakukan hubungan seksual, mulai usia 9 tahun,” Kata Brahmana.
Mereka yang telah aktif secara seksual masih dapat merasakan manfaat vaksinasi HPV hingga berusia 26 tahun. Jika melebihi usia itu, dan kemudian terserang penyakit ini. Penyembuhan dapat dilakukan asalkan dilakukan earty detection and prompt treument.

JIKA Anda telah melakukan pemeriksaan organ reproduksi, dan telah dinyatakan telah ditemukan benjolan, baik yang bersifat jinak atau ganas, tak perlu panik. Masih ada peluang kesembuhan asal dilakukan penanganan yang tepat.

Jika telah ditemukan kanker pada organ reproduksi. Anda perlu bersabar dan teratur mengikuti tahapan pengobatan.
“memang pengobatannya cukup lama, contohnya untuk kanker serviks diperlukan 20 kali penyinaran dalam satu bulan. Belum lagi dalam penyinaran dalam yang hanya berselang tiga minggu,” jelas dr Brahmana Askandar, Sp. OG.
Total waktu yang diperlukan untuk penyinaran bisa mencapai dua bulan, kalau penyembuhan dilakukan dengan kemoterapi, misalnya enam seri, jarak antara seri satu dan dua bisa tiga minggu.
“peluang kesembuhan ada, tapi prinsipnya harus teratur dansesuai yang dijadwalkan dokter,” tambah Brahmana.

Kondsi tubuh yang tetap fit diperlukan untuk menghambat perkembangan sel kanker. Jaga dengan pola makan yang baik dan istirahat.

Jangan pernah menunda atau mengundur jadwal kontrol, sekalipun jenis tumor
Organ reproduksi yang Anda idap berjenis jinak, misalnya kista. Jika dokter menyarankan untuk kontrol 3 bulan kemudian, lakukan. Jangan ditunda. Hesti



Sumber : Tabloid Nyata, 11 April 2008



No comments:

Post a Comment