Kontak

Thursday, April 9, 2009

Keluhan Tenggorokan

Jangan pernah abaikan radang atau sakit pada tenggorokan karena dampaknya bisa menyebar ke mana-mana.

Jika sakit di bagian tenggorokan, batuk, susah bernafas, dan kadang disertai demam, pastilah kita menyebutnya radang tenggorokan. Padahal, seperti dijelaskan Dr. Cita H. Murjantyo, Sp. THT, dari RS Internasional Bintaro, jika seseorang datang dengan keluhan tersebut, ada 3 bagian atau organ sekitar tenggorokanyang harus diwaspadai. “Yaitu tenggorokan (faring) sendiri, adenoid yang berada di belakang hidung, dan sepasang amandel di kiri dan kanan tenggorokan (tonsil palatina).”

Radang Tenggorokan
Ada tiga penyebab radang tenggorokan. Masing-masing karena infeksi, iritasi,dan alergi. Gejalanya dapat berupa rasa sakit di bagian tersebut, susah menelan, susah bernapas, batuk, dan demam.”Ada kalanya terjadi pembengkakan di leher,” ujar Cita.


Infeksi yang menyebabkan radang tenggorokan, lanjutnya, bisa bersumber dari 3 hal, yakni kesehatan mulut dan gigi, amandel sebagai sumber infeksi, dan sinusitis. Kurang menjaga kesbersihan bagian mulut, khususnya gigi, dapat menyebabkan radang tenggorokan. Gigi yang busuk atau berlubang menjadi tempat berkumpulnya kuman.
Kuman inilah yang kemudian masuk ke dalam tenggorokan dan menyebabkan infeksi. “Untuk mencegahnya, harus rajin menjaga kebersihan mulut dan gigi. Kalau ada gigi yang busuk atau berlubang, harus langsung ditangani. Misalnya, ditambal atau dicabut.
Infeksi pada amandel juga dapat menyebabkan terjadinya radang tenggorokan. Amandel sebenarnya sangat berfungsi pada anak usia 4 – 10 tahun karena ia merupakan bagian dari pertahanan tubu. Terutama pernapasan bagian atas. Amandel yang sudah tidak berfungsi lagi akan menjadi tempat berkumpunya kuman sehingga menyebabkan infeksi pada tenggorokan. (lihat bagian amandel).
Sumber ketiga penyebab tenggorokan adalah sinusitis. “setiap orang punya beberapa pasang organ yang disebut sinus paranasal, ada di pipi, di dekat mata, di dahi, dan di dekat otak. Jika organ ini meradang, itu yang disebut sinusitis,”terang Cita. Pada orang dengan sinusitis kronis, lendir akan terus-menerus mengalir di belakang tenggorokan dan hidung. Hal ini menimbulkan iritasi ke tenggorokan dan menyebabkan radang.
Radang tenggorokan karena infeksi harus ditangani dengan menyembuhkan sumbernya. “kalau infeksinya karena gigi, ya, giginya yang ditangani. Demikian juga amandel dan sinusitis. Jika radang tenggorokannya diobati, namun gigi, amandel, atau sinusitis sebagai sumber infeksi tidak ditangani, ya, percuma. Radang tenggorokannya akan kembali lagi, berulang terus,” ungkap Cita.
Selain kuman, radang tenggorokan juga dapat terjadi karena virus, yaitu saat pilek dan flu. Namun, radang tenggorokan akibat pilek dan flu akan hilang dengan sendirinya, seiring sembuhnya penyakit tersebut. “Flu ringan dapat berlomba dengan daya tahan tubuh. Artinya, kalau daya tahan tubuh bagus, dia akan membuat pagar sendiri sehingga tidak selalu perlu antibiotik. Tapi, kalau lebih dari seminggu radang tenggorokan yang menyertai flu tidak hilang, apalagi jika ditambah suara serak, bisa dikategorikan serius. Radang bisa turun ke pita suara,” jelas Cita.
Radang tenggorokan karena kuman dapat menular melalui ludah, sedangkan yang disebabkan virus lewat udara.” Jadi, hati-hati dan perhatikan sekitar apakah ada yang sedang mengalami radang tenggorokan.


Iritasi & Alergi
Iritasi juga bisa menjadi bilang keladi radang tenggorokan. Hal ini disebabkan makanan yang masuk, yaitu makanan yang terlalu pedas, terlalu asam, terlalu panas atau dingin, dan makanan-makanan yang terlalu bergetah. “Makanan bergetah, contohnya buah-buahan. Jadi, tidak semua buah-buahan aman, khususnya pada mereka yang punya alergi, karena justru dapat membuat iritasi pada tenggorokan.” Untuk mencegahnya, ”sebaiknya tidak makan buah-buahan dalam jumlah terlalu banyak.”
Iritasi juga sering terjadi pada mereka yang bekerja di lingkungan pabrik. Instalasi zat kimia yang hirup bisa menyebabkan iritasi dan radang pada tenggorokan. Oleh sebab itu, penting sekali memakai masker.
Sementara alergi merupakan reaksi hipersensitif bagi orang yang memilikinya. Alergi dapat disebabkan bermacam hal, seperti makanan dan minuman, obat-obatan tertentu, cuaca, dan debu. Zat yang menyebabkan alergi disebut alergen. Jika alergen masuk ke dalam tubuh penderita alergi, tubuhpun akan mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan alergi. Akibatnya, timbul reaksi-reaksi tertentu, seperti gatal-gatal atau batuk-batuk.
Alergi terhadap suatu makanan dapat menyebabkan reaksi sakit pada tenggorokan. Selain itu, radang tenggorokan sering dialami mereka yang alergi terhadap jenis buah-buahan tertentu dan olahannya, semisal jus. “Hati-hati, tidak semua jus aman bagi orang-orang yang mengalami radang tenggorokan berulang karena alergi. Sering batuk dan sakit tenggorokan. Paling sering justru pada jus tomat.”
Minyak goreng bekas juga sering menjadi penyebab alergi dan menyebabkan radang tenggorokan. “Orang yang alergi terhadap minyak goreng bekas harus selalu mengganti minyak setiap kali akan menggoreng.”
Alergi tidak dapat diobati karena sudah merupakan bawaan dari lahir. Cara yang paling baik untuk menghindari reaksi alergi adalah dengan menghindari penyebabnya dan meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh. “Semakin bagus daya tahan tubuh, semakin rendah kadar kepekaan yang menyebabkan reaksi alergi.”


Radang Adenoid
Adenoid, yang merupakan satu kesatuan dengan amandel, hanya terdapat oada anak-anak berusia maksimal 5 tahun. Setelah lewat usia itu, adenoid akan menghilang dengan sendirinya. Oleh sebab itu, radang adenoid biasanya hanya terjadi pada anak-anak saat adenoid masih ada. Selain meradang, masalah yang terjadi pada adenoid adalah pembesaran.
Peradangan atau pembesaran adenoid pada anak umumnya disebabkan oleh pilek atau flu. Gejalanya, anak jadi susah bernapas. “Napasnya melalui mulut sehingga mulut terbuka terus. Ini biasanya disebut muka adenoid,” jelas Cita.
Radang adenoid dapat membaik seiring sembuhnya pilek atau flu yang jadi penyebabnya. “jika sangat mengganggu, misalnya membuat anak sama sekali tak bisa bernapas, sebaiknya dilakukan pengeratan atau pengerokan dengan operasi.” Operasi juga dapat dilakukan jika setelah lewat usia 5 tahun, adenoid pada anak tidak hilang, melainkan bertambah besar.


Radang Amandel
Sama seperti adenoid, amandel teerdapat pada anak-anak hingga usia 10 tahun. Di atas umur itu, amandel akan mengecil dengan sendirinya dan hilang pada masa pubertas. Amandel berfungsi sebagai penyaring, karena mengeluarkan zat kekebalan. “Kuman dari hidung dan mulut ditangkap oleh amandel dan dibunuh. Tapi, suatu saat, ketika amandel tak lagi berfungsi, justru kuman-kuman yang ditangkap ini tidk dimatikan dan akan menjadi sampah yang menempel pada amandel,” jelas Cita.
Tidak berfungsinya amandel, menurtu Cita, dapat disebabkan oleh kuman yang masuk terlalu ganas, daya tahan tubuh lemah, atau infeksi yang terlalu parah. Kuman yang berkumpul akibat tidak berfungsinya amandel akan menyebabkan radang amandel dan menyebabkan sakit, demam, serta terkadang pembengkakan di leher. Radang amandel dapat diobati dengan antibiotik.

Buang Amandel Jika...
Pada kondisi tertentu. Amandel harus di angkat dengan operasi. Kondisi-kondisi tersebut antara lain :
1. Jika dalam setahun, setiap 2 bulan sekali anak mengalami sakit tenggorokan, demam, dan batuk yang disebabkan amandelnya
2. Ukuran amandel terlalu besar.
3. Terjadi infeksi terus-menerus yang menyebabkan susah bernafas, sehingga lama- kelamaan menyebabkan kelainan pada jantung.
4. Adanya kanker pada amandel.
5. Adanya infeksi yang disebabkan kuman ganas yang disebut streptococcus beta haemolitycus, sejenis kuman yang suka sekali hidup dan menempel pada amandel dan gigi. Kuman ini mengeluarkan racun yang justru tidak dibuang oleh antibodi, melainkan bersenyawa. “Senyawa ini dapat merusak katup jantung, saluran ginjal, dan sendi-sendi.”



Tabloit Pesona
Edisi November 2007 – Januari 2008

No comments:

Post a Comment